Minggu, 01 Juni 2008

Polemik Tugu Thomas Parr



Foto, Minggu 1 Juni 2008, Jam 09.25 Wib, Alat berat bekerja menghancurkan beberapa situs Tugu Thomas Par


Suatu kebahagian tersendiri ketika Provinsi Bengkulu, suatu saat sejajar dengan Provinsi yang lain di Indonesia. Tapi harapan rakyat Bengkulu untuk terjadinya perubahan, semakin hari semakin jauh. Janji 2.5 tahun terjadi perubahan, ternyata dimaknai lain, kalau dalam PROPEDA (Program Pembangunan Daerah) bahwa leading sector adalah agribisnis dan agroindustri dengan sumbangan pada PDRB mencapai 40% dan jumlah tenaga kerja yang bekerja disektor pertanian mendekati angka 60%, tetapi siapa nyana ternyata prioritas pembangunan memang berubah ke arahan Cita-cita muluk seperti pungguk merindukan bulan untuk menjadi daerah tujuan wisata No. 2 di Indonesia.

Hal ini terungkap dalam diskusi dengan tema Prospek Pengembangan Pariwisata dan Meningkatkan Perekonomian Daerah di Universitas Bengkulu, Kamis 29 Mei 2008 dimana pembangunan Pariwisata Internasional yang dicanangkan telah menelan banyak biaya, tetapi dari diskusi terungkap bahwa ternyata pembangunan pariwisata yang dilakukan memiliki banyak titik lemah, bahkan Seorang Pemakalah yaitu Bapak Drs. Asmawi Saidina, M.Si. anggota DPRD Provinsi Bengkulu, mengungkapkan bahwa masih sangat jauh jika ambisi Gubernur untuk menargetkan Pariwisata Bengkulu pada urutan ke 2 sebagai daerah tujuan wisata. Beliau mengungkapkan hal yang realitis adalah mempersiapkan terlebih dahulu semua perangkat dalam kerangka membangun pariwisata, bukan dengan target yang tidak masuk akal.

Bahkan dalam disikusi sebelum presentasi makalahnya, saya sempat mengkonfirmasi soal pembangunan terowongan yang digagas oleh gubernur, beliau dengan tegas menjelaskan bahwa belum ada dana APBD yang dialokasi untuk itu. Keadaan ini memberikan gambaran kepada kita bahwa gubernur seenaknya menggunakan anggaran yang berasal dari rakyat tanpa memerlukan persetujuan dari DPRD. Saya mengkonfrontasikan pendapat Bapak Asmawi, bukankah semestinya sebagai Anggota DPRD, jika memang belum ada anggaran dan tentunya perencanaan anggaran, maka anggota DPRD harus menyetop proses pembangunan itu tadi. Beliau menyatakan bahwa DPRD sudah menyuarakan, tetapi ini tetap dilakukan tanpa memperhatikan keberatan dari berbagai pihak.

Yang lebih miris adalah pembangunan itu telah menginjak-injak peraturan perundang-undangan yang melindungi situs cagar budaya tersebut. Memang pembangunan terowongan tidak langsung membongkar tugu Thomas Parr, tetapi itupun bergeser karena mendapat penolakan dari masyarakat. Fakta di lapangan semua pagar batas dan beberapa situs yang ada sudah digusur dengan alat berat, tinggal hanya tugu Thomas Parrnya saja, dengan lobang besar untuk terowongan, entah untuk apa kegunaannya. Kita akan sama-sama lihat, seberapa besar manfaatnya pembuatan terowongan ini bagi masyarakat, ataukan hanya ingin hal-hal yang bersifat monumental, bukan untuk membangan ekonomi rakyat seperti yang dijanjikan. Lalu apanya yang berubah? Secara fisik memang banyak situs-situs cagar budaya yang sudah dirubah, persoalannya adalah apakah perubahan itu membawa manfaat atau malah menghilangkan pemaknaan dalam pembangunan pariwisata itu sendiri? Kita lihat saja nanti.



Komentar

Jangan Bongkar Tugu Bulek
Dear Usman Jaya..
sy anak asli bengkulu dan sekarang menetap di batam dan saya sangat2 tidak setuju dengan dilakukannya pembongkaran tugu bulek tersebut. saya sangat setuju kalo kita batalkan saja rencana dr dinas PU tersebut...!!!!
kalau mereka mau bongkar boleh saja tapi jangan TUGU BULEK tersebut tapi bongkar aja rumah2 gubuk yg ada dan diganti dengan bangunan yg bagus dan layak. masih banyak lagi masyarakat Bengkulu yg membutuhkan uang itu untuk menaikkan taraf hidup mereka (uang dr dana plan proyek tersebut).. dinas PU tersebut jangan sembarangan aja main bongkar hanya demi mendapatkan proyek yg uangnya notabene hilang entah kemana...!!!
MEREKA HARUS MENGERTI PEDIHNYA PAHLAWAN KT ZAMAN DAHULU UNTUK MEMPERTAHANKAN HARKAT DAN MARTABAT KITA SEBAGAI MASYARAKAT BENGKULU...!!! APAPUN ALASANNYA TUGU BULEK TERSEBUT JANGAN PERNAH DI BONGKAR KARNA ITU KEBANGGAAN RAKYAT BENGKULU TEMPO DULU UNTUK MENAIKKAN HARKAT DAN MARTABAT KITA...!!! INGAT, INI BUKTI SEJARAH...!!!!

Best Regards,
ego76id@yahoo.com

Opini Tugu Bulek (fatrasky@yahoo.com)
Assalamualaikum Wr Wb Saya ucapkan terima kasih atas artikel yang telah sdr tampilkan mengenai Tugu Thomas Parr pada tanggal 25 April 2008. Apa yang telah diungkapkan (meskipun baru saya baca sejak dikirimkannya opini ini kepada sdr.) sejalan dengan kehendak hati saya dan sejujurnya sebagai orang yang terlahir dan dibesarkan di bengkulu bathin saya berontak dan menangis, melihat sisi kota Bengkulu yang seharusnya dijaga dan dipelihara.

5 komentar:

  1. Mimpi, target yang tidak masuk akal untuk jadi tujuan wisata no. 2 di indonesia, mau di kemanakan pesaing tinggi, bila bali berada di urutan 1, kemana DKI jakarta? manado dengan bunakes, sul sel dengan tanah toraja, sumut dengan danau toba dan pulau niasnya, lombok dengan pantai senggigih, sumatra barat dengan bukit tinggi dan budaya minangnya yang sangat terkenal sejak dahulu, dan prop. lain yang lebih populer dari bengkulu. Destination ke 2 itu bukan gampang, adakah hotel bintang lima? bandara internassional? paket wisata yang siap? guide yang menguasai sejarah lokal dan kebudayaan lokal, keamanan? dan lain lain.
    Sayang sekali bapak tidak sempat mengabadikan situs situs yang tergeser oleh alat berat yang bapak ceritakan, setidaknya masih ada dokumen dalam bentuk photo sebelum situs itu musnah tanpa dokumentasi. sayang sekali!
    Membangun pariwisata yang utama bukan target no berapa, tapi menaikkan angka turis yang masuk dan kenyamanan dan kenangan bangi yang berkunjung agar datang kembali mengajak teman temannya. Promosi yang sesuai di lapangan sehingga turis tdk kecewa, dan sabagainya. Lihat saja trafik website bengkulu, mana ada yang pengunjungnya deras? ini membuktikan bahwa promosinya gagal alias tidak di minati! Target utama menurut saya, menaikkan jumlah turis yang datang, pikirkan bagaimana caranya, gak perlu dengan cara mewah modren, banyak pariwisata yang berhasil menjual dengan keindahan alan yang khas dan budaya lokal etnik yang berbeda dan gak di yemu di tempat lain. Artinya bengkulu mesti beda! kalau memang ingin di kunjungi, bukan buat hotel diskotik, karena yang satu ini bukan barang aneh buat turis.

    Andai terowongan di buat menurutku juga akan membebankan saja, biaya maintenance nya apakah sudah diperhitungakan? dampak seperti presty bilang rawan gempa, konstruksi mana yang di pakai, akh terlalu miris emang kalau yang beginian di ceritakan.

    Kita propinsi paling undergrowth di sumatera, kenapa gak sadar diri, kalau terbelakang, mulailah maju dengan membangun pondasinya dulu, yang sesuai dengan ekonomi rakyat atau memeperkuat ekonomi, ekonomi kuat daya beli tinggi, akan bersinergi dengan datangnya orang luar atau turis. Saya bukan pakar ekonomi, tapi saya banyak melihat tujuan wisata yang berhasil di jual. bila lombok bisa menjual sengigih karena dijual denganm alam yang menyatu dengankebudayaan etnik, bentuk bungalau yang etnik, kultural, itulah yang di jual, bukan bentuk arsitek modren yang jauh sekali dari kebudayaan bengkulu tempo dulu.
    Akh bengkulu ku sayang, kau salah memilih pemimpin, sehingga jadi salah urus!

    BalasHapus
  2. Anonim7:42 AM

    Wah,

    begini ini nih senangnya kalau dapat informasi langsung dari sanak di
    Bengkulu. Saling berbagi info diantara kita yang di Bengkulu dan juga di
    perantauan akan sangat membantu kita memahami perkembangan Bengkulu.
    Dengan begitu, kalau mau kontribusi sesuatu untuk daerah bisa terpetakan
    dengan baik apa yang masing-masing kita bisa berikan.

    Fotonya ditunggu ya pak Usman.
    Salam untuk sanak-sanak di Yayasan Lembak.

    Salaam,Herman

    BalasHapus
  3. Anonim7:46 AM

    Salam,

    Setahu sayo, tugu di lapangan tabot memang ndak diubah jadi view tower, menara untuk nengok-nengok, tambahan fitur pariwisata katonyo. Ribut-ributnyo waktu itu masalah lokasi tabot besanding, yang kemungkinan idak pacak lagi di lapangan tugu kampung depan gedung daerah tuh. Walaupun waktu sayo ninggalkan Bengkulu Januari, yang ado jugo baru pagar seng. Biaso modus lamo: proyek, dipagar seng, udem tu idak ado kepastian jadi apo. Samo kasus kek Mesjid Jamik, yang jadinyo nambah runyam lalu lintas.

    Isu Thomas Parr, muncul sebetulnyo karno ado rencana pembangunan terowongan yang mungkin merusak situs Thomas Parr. Tapi kayaknyo kalu bongkar Tugu Thomas Parr, idak bakal berani Pemda, terlalu beresiko. Yang jadi masalahnyo sebenarnyo terowongannyo itu. Sebelumnyo, Gub memastikan bahwa terowongan ke Tapak Padri tuh masih ado, jadi semacam rekonstruksi. Tapi, kenyataannyo terowongan tuh idak ado, jadi ndak dibikin baru. Nah, iko ko, urgen-nyo pembangunan terowongan masih kabur. Jadi takutnyo masih cerito lamo, tebengkalai galo, cak Pantai Panjang, Mesjid Jamik, Persada Bung Karno.

    Itu ajo dulu.Idak tahu seratus persen yang mano yang benar.

    Yansen
    ------------------------------------
    Townsville, Queensland
    http://yansenbengkulu.blogspot.com
    ------------------------------------

    BalasHapus
  4. Anonim7:52 AM

    Pada 1 Juni 2008 09:32, presty larasati (prestylarasati@gmail.com)

    Oya, ada isu tanah di bawah daerah yang akan dibangun terowongan terdapat harta karun yang tertimbun...

    mungkin ajo dak, pemda tergiur dengan isu tu? he he.. dak taulah..
    klo cak iko, yang bodoh itu pemdanya apo masyaraktnyo yang la punya ilmu??

    BalasHapus
  5. Anonim7:53 AM

    akh, masalah harta karun itu sudah ku komentari di berita metro online bengkulu, lagian tak ada bukti bersumber dari mana, jangan sampai hal yang bodoh terulang seperti pembongkoran batu tulis di bogor bertahun silam yang tak sia sia tak menghasilkan apa apa, yang katany pakai makhluk gaib segala. Ini jaman modern sanak, alat pendeteksi benda metal, emas sudah lama tercipta, tak ada satupun catatan sejarah yang saya temui atau dengar dari negeri inggris tentang treasure (Mungkin ada yang dengar) di seputar tugu itu? kalaupun ada yang logis adalah mungkin kapal yang karak di lautan, itu masuk akal, akh bengkulu sayang, kalau jambi bisa membangun dengan lebih baik berkat gubernur mudanya di priode sebelumnya, emang gubernur jambi itu pintar, dan membawa pembangunan jambi ke arah yang benar, gubernur kita emang muda, tapi muda juga dengan pengalaman, dan muda juga menghancurkan apa yang ada. Dari jauh anak anak rantau hanya bisa berteriak geram, mau mengaduh entah kemana, jeleknya gubernur di ikuti juga oleh bupati bupati, karena bila mereka di tegur, alasan otonomi dan tengok kebobrokan gubernur sendiri jadi tameng utama sebagai alasan. Gak tahu harus mengaduh kemana? penduduk bengkulu sendiri yang apatis kini atau apalah namanya. semoga media diskusi ini akan melahirkan ide, informasi baru sebagai masuka baru untuk propinsi kita tercinta. Belum ada kepastian tentang Tugu, meski pernah di angkat media, tak ada satupun pembatahan secara resmi yang layang oleh pem prop ke media masa, apakah artinya semua ini?

    BalasHapus

Yayasan Lembak

Yayasan Lembak adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang dibangun atas dasar keinginan memperjuangkan Hak-hak adat masyarakat Lembak, karena ranah perjuangan yang bersentuhan dengan kasus-kasus lingkungan hidup dan sumberdaya alam yang pada akhirnya persoalan kebijakan maka akhirnya Yayasan Lembak juga konsen pada persoalan semua nasib kaum tertindas dan dimarginalkan. Persoalan yang muncul yang dialami masyarakat ini juga disebabkan kasus-kasus Korupsi anggaran APBD dan APBN, akhirnya Yayasan Lembak juga berada pada garda depan melakukan perlawan terhadap kasus-kasus Korupsi, sebuah Gerakan yang pernah digagas oleh pendiri sekalgus ketua Yayasan Lembak, yaitu dengan Gagasan Gerakan 1.000.000 Facebookers dukung Bitchan, yang menjadi trent topik dimedia massa dan dunia maya. Ayo dukung terus berlanjut aktivitas perjalanan Yayasan Lembak Bengkulu. Semoga informasi ini bermanfaat untuk kita semua, Terimakasih.

Saran - Pendapat - Pesan

Nama

Email *

Pesan *